ABORTUS
2.1 PENGERTIAN
Abortus
atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim,
jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama
kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim.
2.2. ETIOLOGI
2.2.1 Maternal
Penyebab secara umum:
a.
Infeksi akut
1. Virus,
misalnya cacar, rubella, hepatitis.
2. Infeksi
bakteri, misalnya streptokokus.
3. Parasit,
misalnya malaria.
b.
Infeksi kronis
1. Sifilis,
biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
2. Tuberkulosis
paru aktif.
3. Keracunan,
misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4. Penyakit
kronis, misalnya :
-
hipertensi
-
nephritis
-
diabetes
-
anemia berat
-
penyakit jantung
-
toxemia gravidarum
5. Gangguan
fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
6. Trauma
fisik.
c.
Penyebab yang bersifat lokal:
1. Fibroid,
inkompetensia serviks.
2. Radang
pelvis kronis, endometrtis.
3. Retroversi
kronis.
4. Hubungan
seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan
abortus.
2.2.2 Penyebab
dari Segi Janin
a.
Kematian janin akibat kelainan bawaan.
b.
Mola hidatidosa.
c.
Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan
degenerasi.
2.3 TANDA DAN GEJALA
Tabel
Gambaran Manifestasi Klinik Abortus Spontan
Jenis
|
Panas
|
Nyeri/ Kram Abdomen
|
Perdarahan
|
Jaringan ekspulsi
|
Jaringan pada Vagina
|
Pemeriksaan
|
|
Ostium Uteri
|
Besar Uterus
|
||||||
Abortus
Imminen
|
Tak ada
|
Ringan
|
Ringan
|
Tak ada
|
Tak ada
|
Tertutup
|
Sesuai umur hamil
|
Abortus
Insipien
|
Tak ada
|
Sedang
|
Sedang
|
Tak ada
|
Tak ada
|
Terbuka,
Ketuban Menonjol
|
Sesuai umur hamil
|
Abortus
Inkomplet
|
Tak ada
|
Sangat
|
Sangat
|
Teraba
Jaringan
|
Mungkin
masih ada
|
Terbuka
|
Sudah mengecil
|
Abortus
Komplet
|
Tak ada
|
Tak ada
|
Ringan
|
Sudah Lengkap
|
Mungkin
ada
|
Terbuka
|
Sudah mengecil
|
Abortus Habitualis
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak
|
Tidak hamil
abortus tiga kali lebih
berturutan
|
2.4 PATOFISIOLOGI
Patofisiologis
terjadina keguguran, mlai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta,
yang menyebabkan perdarahan sehingga jann kekurangan nutrisi dan O2.
Bagian yang terlepasdi anggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk
mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya
atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena
itu, keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim,
terjadi perdarahan, dan di sertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil
konsepsi.
Berntuk perdarahn bervariasi, di antarnya :
-
Sedikit-sedikit
dan berlangsung lama
-
Sekaligus
dalam jumlah yang besar dapat di sertai gumpalan
-
Akibat
perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan syok,
nadimeningkat, tkanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung (sakral)
dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi
-
Umur
hamil di bawah 14 minggu dimanaplasenta belum terbentuk sempurna, di keluarkan seluruh
atau sebagian hasil konsepsi.
-
Di
atas 16 mingg, dengan pembentukan plasenta sempurna dapat di dahului dengan
ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjuti dengan
pengeluaran plasenta,berdasarkan proses persalinannya dahulu di sebutkan
persalinan immaturus
-
Hasil
konsepsi tidak dikeluarkan lebih dar 6 minggu, sehingga terjadiancaman bar
dalabentuk gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil
konsepsiyang tidak di keluarkan dapat terjadi :
-
Mola
karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging.
-
Mola
Tuberosa : amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma anta amnion dan
korion.
-
Fetus
Kompresus : janin mengalami mummifiksasi, terjadi penyerapan kalsium dan
tertekan sampai gepeng
-
Fetus
Papiraseus: kompresi feus berlangsung terus, terjadi penipisan, laksana kertas
-
Blighted ovum : hasil konsepsi yang di keluarkan tidak
mengadung janin, hanya benda kecil yang tidak berbentuk
-
Missed abortion : hasil konsepsi yang tidak di keluarkan lebih
dari 6 minggu
2.5 KLASIFIKASI
2.5.1 Abortus spontan
Abortus spontanea
merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini dibedakan
sebagai berikut:
-
Abortus
imminens, Peristiwa
terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana
hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
-
Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat.
Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil
konsepsi masih di dalam rahim.
-
Abortus Inkomplet
Terjadi pengeluaran
sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, sementara
sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan,
jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os
uteri eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi
dikeluarkan, sehingga harus dikuret.
-
Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua
hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada
awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os
uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini,
umumnya tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit
masih mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus
dikeluarkan dengan cara dikuret.
-
Abortus Servikalis
Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os
uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis
servikalis (rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan
dindingnya menipis.
2.5.2 Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang
sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum
janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat
hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28
minggu, atau berat
badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus
bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus
provokatus secara lebih spesifik:
-
Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi
medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi
medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
Syarat-syaratnya:
1. Dilakukan
oleh tenaga
kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
3. Harus
ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
4. Dilakukan
di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan
yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
5. Prosedur
tidak dirahasiakan.
-
Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi
yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi
medik (ilegal).
Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat
tertentu.
2.5.3
Abortus Buatan
Tindakan
pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 20 minggu dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Cara yang tepat untuk menangani suatu kasus pada suatu keadaan
tertentu sangat bergantung pada keadaan penderita; tuanya kehamilan; fasilitas
yang tersedia; dan keterampilan operator.
Indikasi abortus buatan
a.
Hamil
di luar kandungan.
Bila kehamilan tidak dikeluarkan, maka akan
terjadi robekan pada tempat dimana hasil pembuahan “menempel” diikuti,
perdarahan dalam rongga perut yang dapat menyebabkan kematian.
b.
Hamil
anggur (mola hidatidosa).
Pada hamil anggur janin biasanya meninggal dan
tumbuh jaringan seperti segugus buah anggur. Jaringan ini harus dikeluarkan dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya
kanker trofoblas.
c.
Gacat
bawaan pada janin.
Cacat bawaan yang berat seperti anencephalus
(tidak ada otak) dapat dideteksi secara dini.
d.
Penyakit
Ibu yang berat/ menahun.
Misalnya kelainan jantung.
e.
Hamil
akibat perkosaan atau incest.
f.
Penyakit
kelainan jiwa yang berat.
Misalnya percobaan bunuh diri.
g.
Kegagalan
kontrasepsi.
Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada
satu pun kontrasepsi yang bebas dari kegagalan. Kehamilan akibat kegagalan
kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dapat menyebabkan cacat bawaan.
2.5.4 Pencegahan
Diperkirakan sekitar 2/3 dan
kehamilan yang tidak dikehendaki berakhir dengan abortus (pengguguran
kandungan). Sebenarnya suatu kehamilan
yang tidak dikehendaki dapat dicegah seandainya pasangan menggunakan
kontrasepsi darurat. Yang dimaksud kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang
dapat mencegah kehamilan bila digunakan setelah hubungan seksual. Hal ini
sering disebut “Kontrasepsi pasca senggama” atau “morning after. (Seminar
: Kelahiran tidak diinginkan (aborsi) dalam kesehatan reproduksi remaja,
Palembang 25 juni 2002 10)
Pill” atau “morning after
treatment “. lstilah “kontrasepsi sekunder” atáu “kontrasepsi darurat”
asalnya untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai/ digunakan
setelah hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila
tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Sebutan kontrasepsi darurat juga menekankan bahwa dalam cara KB ini lebih baik
dari pada tidak ada sama sekali. Namun tetap kurang efektif dibandingkan dengan
cara KB yang sudah ada.
2.5.3 Penanganan
2.5.3.1 Abortus imminens
Penanganan abortus imminens terdiri dari atas:
-
Istirahat
baring
-
Pemeriksaan
Ultrasonogravi ditentukan untuk menentukan apakah janin masih hidup
2.5.3.2 Abortus Insipiens
Penanganan abortus insipiens terdiri atas :
-
Abortus sudah tidak mungkin dihindari
sehingga sebaliknya diikuti
dengan terminasi
-
Mempercepat proses kontraksi otot uterus sehingga perdarahan dapat dihentikan
2.5.3.3 Abortus Inkomplitus
Disertai syok dan pendarahan
tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi di keluar, dalam penanganannya, apabila abortus inkompletus di sertai syok karena perdarahan segera
berikan infus cairan NaCl fisiologik atau cairan Ringer, yang di susul dengan
transfusi. Setelah syok di atasi di lakukan kerokan. Pasca tindakan di suntikan
intramuskulus ergometrin untuk mempertahankan kontraksi otot uterus
2.5.3.4 Abortus kompletus
Penderita dengan abortus
kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus. Hanya apabila penderita dengan
anemia, perlu di beri sulfasverosus atau transfusi.
2.5.3.5 Abortus servikalis
Terapi terdiri
atas dilatasi servik, dengan busi Hegar, dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi
dari kanalis servikalis.
2.5.3.6 Abortus Habitualis
Penanganannya terdiri atas :
-
Memperbaiki
keadaan umum, dan pemberian makanan yang sempurna
-
Anjurkan
istirahat cukup banyak, larangan koitus, dan olahraga
-
Terapi
dengan hormon progesteron, vitamin, hormon tyroid, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar