Minggu, 24 Juni 2012

ABORTUS


ABORTUS

2.1 PENGERTIAN

Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.
2.2. ETIOLOGI

2.2.1 Maternal

Penyebab secara umum:
a.       Infeksi akut
1.      Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
2.      Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
3.      Parasit, misalnya malaria.
b.      Infeksi kronis
1.      Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
2.      Tuberkulosis paru aktif.
3.      Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4.      Penyakit kronis, misalnya :
-          hipertensi
-          nephritis
-          diabetes
-          anemia berat
-          penyakit jantung
-          toxemia gravidarum
5.      Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
6.      Trauma fisik.
c.       Penyebab yang bersifat lokal:
1.      Fibroid, inkompetensia serviks.
2.      Radang pelvis kronis, endometrtis.
3.      Retroversi kronis.
4.      Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan abortus.
2.2.2 Penyebab dari Segi Janin
a.       Kematian janin akibat kelainan bawaan.
b.      Mola hidatidosa.
c.       Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.
2.3 TANDA DAN GEJALA
Tabel Gambaran Manifestasi Klinik Abortus Spontan
Jenis
Panas
Nyeri/ Kram Abdomen
Perdarahan
Jaringan ekspulsi
Jaringan pada Vagina
Pemeriksaan
Ostium Uteri
Besar Uterus
Abortus Imminen
Tak ada
Ringan
Ringan
Tak ada
Tak ada
Tertutup
Sesuai umur hamil
Abortus Insipien
Tak ada
Sedang
Sedang
Tak ada
Tak ada
Terbuka, Ketuban Menonjol
Sesuai umur hamil
Abortus Inkomplet
Tak ada
Sangat
Sangat
Teraba Jaringan
Mungkin masih ada
Terbuka
Sudah mengecil
Abortus Komplet
Tak ada
Tak ada
Ringan
Sudah Lengkap
Mungkin ada
Terbuka
Sudah mengecil
Abortus Habitualis
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak hamil abortus tiga kali lebih berturutan

2.4 PATOFISIOLOGI
            Patofisiologis terjadina keguguran, mlai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga jann kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang terlepasdi anggap benda asing, sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
            Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit. Oleh karena itu, keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan di sertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
       Berntuk perdarahn bervariasi, di antarnya :
-          Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
-          Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat di sertai gumpalan
-          Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun; dapat menimbulkan syok, nadimeningkat, tkanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung (sakral) dingin.
       Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervariasi
-          Umur hamil di bawah 14 minggu dimanaplasenta belum terbentuk sempurna, di keluarkan seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
-          Di atas 16 mingg, dengan pembentukan plasenta sempurna dapat di dahului dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjuti dengan pengeluaran plasenta,berdasarkan proses persalinannya dahulu di sebutkan persalinan immaturus
-          Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dar 6 minggu, sehingga terjadiancaman bar dalabentuk gangguan pembekuan darah.
Berbagai bentuk perubahan hasil konsepsiyang tidak di keluarkan dapat terjadi :
-          Mola karnosa: hasil konsepsi menyerap darah, terjadi gumpalan seperti daging.
-          Mola Tuberosa : amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma anta amnion dan korion.
-          Fetus Kompresus : janin mengalami mummifiksasi, terjadi penyerapan kalsium dan tertekan sampai gepeng
-          Fetus Papiraseus: kompresi feus berlangsung terus, terjadi penipisan, laksana kertas
-          Blighted ovum : hasil konsepsi yang di keluarkan tidak mengadung janin, hanya benda kecil yang tidak berbentuk
-          Missed abortion : hasil konsepsi yang tidak di keluarkan lebih dari 6 minggu
2.5 KLASIFIKASI

2.5.1 Abortus spontan

Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:
-          Abortus imminens, Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

-          Abortus Insipiens
Terjadi perdarahan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan disertai mulas yang sering dan kuat. Pada abortus jenis ini terjadi pembukaan atau dilatasi serviks tetapi hasil konsepsi masih di dalam rahim.

-          Abortus Inkomplet
Terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, sementara sebagian masih berada di dalam rahim. Terjadi dilatasi serviks atau pembukaan, jaringan janin dapat diraba dalam rongga uterus atau sudah menonjol dari os uteri eksternum. Perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan, sehingga harus dikuret.


-          Abortus komplet
Pada abortus jenis ini, semua hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rahim kosong. Biasanya terjadi pada awal kehamilan saat plasenta belum terbentuk. Perdarahan mungkin sedikit dan os uteri menutup dan rahim mengecil. Pada wanita yang mengalami abortus ini, umumnya tidak dilakukan tindakan apa-apa, kecuali jika datang ke rumah sakit masih mengalami perdarahan dan masih ada sisa jaringan yang tertinggal, harus dikeluarkan dengan cara dikuret.
-          Abortus Servikalis
Pengeluaran hasil konsepsi terhalang oleh os uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga mengumpul di dalam kanalis servikalis (rongga serviks) dan uterus membesar, berbentuk bundar, dan dindingnya menipis.

2.5.2 Abortus provokatus

Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup. Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik:
-          Abortus Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:
1.      Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.
2.      Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).
3.      Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.
4.      Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
5.      Prosedur tidak dirahasiakan.
6.      Dokumen medik harus lengkap.

-          Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.




2.5.3 Abortus Buatan
Tindakan pengosongan rahim pada kehamilan kurang dan 20 minggu dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang tepat untuk menangani suatu kasus pada suatu keadaan tertentu sangat bergantung pada keadaan penderita; tuanya kehamilan; fasilitas yang tersedia; dan keterampilan operator.

Indikasi abortus buatan
a.         Hamil di luar kandungan.
Bila kehamilan tidak dikeluarkan, maka akan terjadi robekan pada tempat dimana hasil pembuahan “menempel” diikuti, perdarahan dalam rongga perut yang dapat menyebabkan kematian.

b.      Hamil anggur (mola hidatidosa).
Pada hamil anggur janin biasanya meninggal dan tumbuh jaringan seperti segugus buah anggur. Jaringan ini harus dikeluarkan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan ulang untuk mendeteksi kemungkinan timbulnya kanker trofoblas.

c.       Gacat bawaan pada janin.
Cacat bawaan yang berat seperti anencephalus (tidak ada otak) dapat dideteksi secara dini.

d.      Penyakit Ibu yang berat/ menahun.
Misalnya kelainan jantung.

e.       Hamil akibat perkosaan atau incest.

f.       Penyakit kelainan jiwa yang berat.
Misalnya percobaan bunuh diri.

g.      Kegagalan kontrasepsi.
Seperti diketahui sampai saat ini tidak ada satu pun kontrasepsi yang bebas dari kegagalan. Kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dapat menyebabkan cacat bawaan.
2.5.4 Pencegahan
Diperkirakan sekitar 2/3 dan kehamilan yang tidak dikehendaki berakhir dengan abortus (pengguguran kandungan).  Sebenarnya suatu kehamilan yang tidak dikehendaki dapat dicegah seandainya pasangan menggunakan kontrasepsi darurat. Yang dimaksud kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila digunakan setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut “Kontrasepsi pasca senggama” atau “morning after. (Seminar : Kelahiran tidak diinginkan (aborsi) dalam kesehatan reproduksi remaja, Palembang 25 juni 2002 10)
          Pill” atau “morning after treatment “. lstilah “kontrasepsi sekunder” atáu “kontrasepsi darurat” asalnya untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai/ digunakan setelah hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Sebutan kontrasepsi darurat juga menekankan bahwa dalam cara KB ini lebih baik dari pada tidak ada sama sekali. Namun tetap kurang efektif dibandingkan dengan cara KB yang sudah ada.
2.5.3 Penanganan
2.5.3.1 Abortus imminens
 Penanganan abortus imminens terdiri dari atas:
-          Istirahat baring
-          Pemeriksaan Ultrasonogravi ditentukan untuk menentukan apakah janin masih hidup
2.5.3.2 Abortus Insipiens
 Penanganan abortus insipiens terdiri atas :
-          Abortus sudah tidak mungkin dihindari sehingga sebaliknya diikuti dengan terminasi
-          Mempercepat proses kontraksi otot uterus sehingga perdarahan dapat dihentikan
2.5.3.3 Abortus Inkomplitus
Disertai syok dan pendarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil  konsepsi di keluar, dalam penanganannya, apabila abortus inkompletus di sertai syok karena perdarahan segera berikan infus cairan NaCl fisiologik atau cairan Ringer, yang di susul dengan transfusi. Setelah syok di atasi di lakukan kerokan. Pasca tindakan di suntikan intramuskulus ergometrin untuk mempertahankan kontraksi otot uterus
2.5.3.4 Abortus kompletus
Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus. Hanya apabila penderita dengan anemia, perlu di beri sulfasverosus atau transfusi.
2.5.3.5 Abortus servikalis
Terapi terdiri atas dilatasi servik, dengan busi Hegar, dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
2.5.3.6 Abortus Habitualis
Penanganannya terdiri atas :
-          Memperbaiki keadaan umum, dan pemberian makanan yang sempurna
-          Anjurkan istirahat cukup banyak, larangan koitus, dan olahraga
-          Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon tyroid, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar